Selasa, 07 Juli 2015

Apresiasi Puisi

Analisis Struktural
Puisi “Dalam Doaku”, Karya Sapardi Djoko Damono
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
Mata kuliah Apresiasi Puisi
Dosen Pembimbing : Nurul Setyorini, M. Pd

Disusun oleh :
Aftika Nur Khasanah (132110060)
3 B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014-2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Sebagai guru bahasa Indonesia nantinya akan mengajarkan hal - hal yang berkaitan dengan bahasa Indonesia. Dalam hal ini termasuk juga puisi. Sebagai guru diharapkan mampu menjelaskan secara detail tentang puisi. Maka dari itu perlu adanya apresiasi puisi dan analisis puisi secara detail.
Makalah ini akan menganalisis sebuah puisi dengan analisis structural, yaitu menganalisis struktru fisik dan batin puisi. Di sini akan dianalisis penyimpangan bahasa, sintaksis dalam puisi, metode puisi, pengimajian, kata konkret, majas, perlambangan, verifikasi, dan tipografi. Selain itu, makna puisi dan hakikat puisi juga akan dianalisis.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana struktur fisik dan struktur batin puisi Dalam Doaku karya Sapardi Djoko Damono?

C.     Tujuan Makalah
1.       Mengapresiasi puisi.
2.       Memahami puisi secara structural.
3.     Membekali diri sebagai calon pendidik.












BAB II
PEMBAHASAN

A.     PUISI
Dalam Doaku
Karya : Sapardi Djoko Damono

Dalam doaku Subuh ini
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara - suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk - pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti - hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini
kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas - ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu - bulu bunga jambu,
yang tiba - tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini di dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh - nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu - bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus - putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

B.     Analisis Struktural Puisi
1.      Struktur Fisik
a.       Penyimpangan Bahasa
1)      Penyimpanga lesikal
-          bersijingkat        - matahari mengambang             - pertanyaan muskil
-          beritahan           - melengkung hening                  - meluas bening

2)      Penyimpangan morfologis
-          mengibas - ibaskan        - menyentuh - nyentuhkan

3)      Penyimpangan register
-          Subuh   - Maghrib
4)      Penyimpangan historis
-          nun       -  muskil

b.       Sintaksis dalam Puisi
1)      kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata
2)      kau menjelma seekor burung gereja ….
3)      Aku mencintaimu

c.       Metode Puis
1)      Diksi
a)      Perbendaharaan kata
Dalam doaku Subuh ini
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara - suara

Penggunaan bahasa tingkat tinggi dalam pengimajian.

b)      Urutan Kata
-          Dalam doaku Subuh ini …
-          Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala …
-          Dalam doaku sore ini …
-          Maghrib ini di dalam doaku …
-          Dalam doa malamku …

c)      Daya Sugesti
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus - putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

Puisi di atas telah mensugesti pembaca dalam merasakan besarnya rasa cinta sang penulis kepada seseorang yang selalu didoakan sepanjang hari.

2)      Pengimajian
-          Pendengaran :
melengkung hening karena akan menerima suara - suara
tak henti - hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

-          Penglihatan :
menerima cahaya pertama
menjelma pucuk - pucuk cemara yang hijau senantiasa

3)      Kata konkret
menjelma pucuk - pucuk cemara yang hijau senantiasa

4)      Majas
-          Personifikasi :
…. menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh - nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu - bulu mataku ….
-          Alegori :
Dalam doaku sore ini
kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas - ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu - bulu bunga jambu,
yang tiba - tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

5)      Perlambangan
-          Lambang bunyi :
angin yang mendesau entah dari mana

6)      Verifikasi
Metrum :
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara - suara

7)      Tipografi
Dalam puisi ini penulis menggunakan tipografi bait - bait seperti paragraf.

2.      Struktur Batin
1)      Makna Puisi
a.       Hermeneutik : pada puisi ini “aku” selalu mendoakan “kau” setiap 5 waktu shalat, yaitu Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya karena “aku” sangat mencintai “kau”.

b.       Proarotik : pengungkapan cinta lewat doa yang digambarkan puisi ini menunjukkan penulis beraliran romantisme.

c.       Semantik
matahari mengambang tenang di atas kepala : berarti sudah waktu tengah hari atau waktu shalat Dhuhur.

2)      Hakikat Puisi
a.       Tema : kecintaan
b.       Perasaan : bahagia tapi sedikit gelisah
c.       Nada dan suasana : gelisah
d.       Amanat : mencintai tidak terus - terusan dengan rayuan atau hadiah, mencintai adalah saat kita bisa mendoakan dengan tulus orang yang kita cintai.





















BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Demikian analisis puisi Dalam Doaku karya Sapardi Djoko Damono meliputi struktur fisik dan struktur batinnya. Yang di dalamnya ada penyimpangan bahasa, sintaksis dalam puisi, metode puisi, pengimajian, kata konkret, majas, perlambangan, verifikasi, dan tipografi. Selain itu, makna puisi dan hakikat puisi juga dianalisis.
Dan tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar